Drs. I Made Santosa.,M.Si
Disusun Oleh :
I KADEK ARYA WIJAYA
NIM 20200140183
BAB.
I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen
keperawatan merupakan suatu bentuk koordinasi dan integrasi sumber-sumber
keperawatan dengan menerapkan proses manajemen untuk mencapai tujuan dan
obyektifitas asuhan keperawatan dan pelayanan keperawatan. manajemen
keperawatan dapat didefenisikan sebagai suatu proses dari perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan dan pengawasan untuk mencapai tujuan. Proses manajemen dibagi
menjadi lima tahap yaitu perencanaan, pengorganisasian, kepersonaliaan,
pengarahan dan pengendalian. manajemen keperawatan adalah kelompok dari perawat
manajer yang mengatur organisasi dan usaha keperawatan yang pada akhirnya
manajemen keperawatan menjadi proses dimana perawat manajer menjalankan profesi
mereka.
B. Tujuan Penulisan
Pembaca
dapat memahami dan memfasilitasi pekerjaan perawat pelaksana serta mengelola kegiatan
keperawatan. lingkup manajemen keperawatan adalah manajemen pelayanan kesehatan
dan manajemen asuhan keperawatan. Manajemen pelayanan keperawatan adalah
pelayanan di rumah sakit yang dikelola oleh bidang perawatan melalui tiga
tingkatan manajerial yaitu manajemen puncak (kepala bidang keperawatan), manajemen
menegah (kepala unit pelayanan atau supervisor), dan manajemen bawah (kepala
ruang perawatan).
C.
Rumusan Masalah
1. Tujuan
jangka pendek, menengah dan panjang dari organisasi
2. Pemilihan
dan penentuan tujuan organisasi
3. Tujuan
realistis dan ekonomis
4. Implementasi
fungsi- fungsi manajemen
BAB. II : PEMBAHASAN
TUJUAN
PENDIRIAN ORGANISASI
Pada dasarnya manajemen
membutuhkan peranan orang-orang yang terlibat di dalamnya untuk menyikapi
masing-masing posisi sehingga membutuhkan fungsi yang jelas sehingga dapat
Meningkatkan metode kerja keperawatan agar staf perawat dapat bekerja dengan
efektif dan efisien, mengurangi waktu kerja yang sia-sia, mengurangi terjadinya
duplikasi tenaga.
Pada akhirnya manajemen keperawatan ini
diharapkan :
- Terselenggaranya
pelayanan
- Asuhan
keperawatan yang berkualitas.
- Pengembangan
staf
- Budaya
riset bidang keperawatan
FUNGSI
– FUNGSI MANAJEMEN
Perencanaan
kegiatan keperawatan di ruang rawat inap
Perencanaan
merupakan fungsi dasar dari manajemen. Perencanaan adalah koordinasi dan
integrasi sumber daya keperawatan dengan menerapkan proses manajemen untuk
mencapai asuhan keperawatan dan tujuan layanan keperawatan (Huber, 2000).
Fungsi
perencanaan pelayanan dan asuhan keperawatan dilaksanakan oleh kepala ruang.
Swanburg (2000) menyatakan bahwa dalam keperawatan, perencanaan membantu untuk
menjamin bahwa klien akan menerima pelayanan
Pengorganisasian
keperawatan di ruang rawat inap
Pengorganisasian
dilakukan setelah perencanaan. Pengorganisasian adalah langkah untuk
menetapkan, menggolongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan, menetapkan
tugas pokok dan wewenang serta pendelegasian wewenang oleh pimpinan kepada staf
dalam rangka mencapai tujuan. Manfaat pengorganisasian untuk penjabaran secara
terinci semua pekerjaan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan, pembagian
beban kerja sesuai dengan kemampuan perorangan/kelompok, dan mengatur mekanisme
kerja antar masing-masing anggota kelompok untuk hubungan dan koordinasi
Prinsip-prinsip
pengorganisasian menurut Swanburg (2000) adalah:
1. Prinsip
rantai komando Prinsip rantai komando menyatakan bahwa untuk memuaskan anggota
efektif secara ekonomi dan berhasil dalam mencapai tujuan. Komunikasi cenderung
ke bawah dan satu arah. Pada organisasi keperawatan, rantai komando ini datar,
dengan garis manajer dan staf teknis serta administrasi yang mendukung perawat
pelaksana.
2. Prinsip
kesatuan komando Prinsip kesatuan komando menyatakan bahwa seorang perawat
pelaksana mepunyai satu pemimpin dan satu rencana. Keperawatan primer dan
manajemen kasus mendukung prinsip prinsip kesatuan komando ini.
3. Prinsip
rentang Kontrol Prinsip ini menyatakan bahwa setiap perawat harus dapat
mengawasi secara efektif dalam hal jumlah, fungsi, dan geografi. Pada prinsip
ini, makin kurang pengawasan yang diperlukan untuk perawat. Perawat harus
memiliki lebih banyak pengawasan untuk menghindari terjadinya kesalahan. Kepala
ruangan harus lebih banyak mengkoordinasikan.
4. Prinsip
spesialisasi Prinsip spesialisasi menyatakan bahwa setiap orang harus
menampilkan satu fungsi kepemimpinan tunggal, sehingga ada devisi kerja atau
pembagian tugas yang membentuk departement.
Ketenagaan
keperawatan
Pengaturan
staf dan penjadwalan adalah komponen utama dalam manajemen keperawatan.
Swanburg (2000) menyatakan bahwa pengaturan staf keperawatan merupakan proses
yang teratur, sistematis, rasional diterapkan untuk menentukan jumlah dan jenis
personel keperawatan yang dibutuhkan untuk memberikan asuhan keperawatan pada
standar yang ditetapkan sebelumnya. Manajer bertanggung jawab dalam mengatur
sistem kepegawaian secara keseluruhan.
Pengendalian
keperawatan di ruang rawat inap
Pengendalian
adalah fungsi yang terus menerus dari manajemen keperawatan yang terjadi selama
perencanaan, pengorganisasian, ketenagaan, pengarahan. Selama fase
pengendalian, kinerja diukur menggunakan standar yang telah ditentukan dan
tindakan diambil untuk mengoreksi ketidakcocokan antara standar dan kinerja. Fungsi
pengawasan bertujuan agar penggunaan sunber daya lebih efisien dan staf dapat
lebih efektif untuk mencapai tujuan program Prinsip pengawasan yang harus
diperhatikan manager keperawatan dalam menjalankan fungsi pengendalian
(Muninjaya, 2004) adalah :
1.
Pengawasan yang dilakukan harus dimengerti oleh staf dan hasilnya mudah diukur
2.
Pengawasan merupakan kegiatan penting dalam upaya mencapai tujuan organisasi
3.
Standar untuk kerja harus dijelaskan kepada semua staf.
IMPLEMENTASI
FUNGSI MANAJEMEN DI ORGANISASI
Fungsi
Perencanaan
Fungsi
perencanaan manajemen keperawatan di ruang rawat inap yang dilaksanakan oleh
kepala ruangan melibatkan seluruh personil mulai dari perawat pelaksana, ketua
tim, dan kepala ruangan. Sebelum melakukan perencanaan terlebih dahulu
dianalisa dan dikaji sistem, strategi organisasi, sumber-sumber organisasi,
kemampuan yang ada, aktifitas spesifik dan prioritas. Kepala ruangan harus
melibatkan seluruh individu dan unit organisasi terkait perencanaan yang
meliputi perencanaan kebutuhan tenaga dan penugasan tenaga, pengembangan
tenaga, kebutuhan logistik ruangan, program kendali mutu yang akan disusun
untuk pencapaian tujuan jangka pendek, menengah dan panjang.
Disamping
itu kepala ruang merencanakan kegiatan di ruangan seperti pertemuan dengan staf
pada permulaan dan akhir minggu.Tujuan pertemuan adalah untuk menilai atau
mengevaluasi kegiatan perawat sudah sesuai dengan standar atau belum, sehingga
dapat dilakukan perubahan-perubahan atau pengembangan dari kegiatan tersebut
Fungsi
Pengorganisasian
Kepala
ruangan bertanggung jawab untuk mengorganisasi kegiatan pelayanan dan asuhan
keperawatan di ruang rawat inap yang meliputi :
1. Struktur
organisasi Struktur organisasi ruang rawat inap terdiri dari : struktur, bentuk
dan bagan. Berdasarkan keputusan Direktur rumah sakit dapat ditetapkan struktur
organisasi ruang rawat inap untuk menggambarkan pola hubungan antar bagian atau
staf atasan baik vertikal maupun horizontal. Juga dapat dilihat posisi tiap
bagian, wewenang dan tanggung jawab serta jalur tanggung gugat. Bentuk
organisasi disesuaikan dengan pengelompokan kegiatan atau sistem penugasan.
2. Pengelompokam
kegiatan Setiap organisasi memiliki serangkaian tugas atau kegiatan yang harus
diselesaikan untuk mencapai tujuan. Kegiatan perlu dikumpulkan sesuai dengan
spesifikasi tertentu. Pengelompokan kegiatan dilakukan untuk memudahkan
pembagian tugas pada perawat sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang
mereka miliki serta disesuaikan dengan kebutuhan klien. Ini yang disebut dengan
metoda penugasan keperawatan. Metoda penugasan tersebut antara lain : metode
fungsional, metode alokasi klien/keperawatan Universitas Sumatera Utaratotal,
metode tim keperawatan, metode keperawatan primer, dan metode moduler.
3. Koordinasi
kegiatan Kepala ruangan sebagai koordinator kegiatan harus menciptakan
kerjasama yang selaras satu sama lain dan saling menunjang untuk menciptakan
suasana kerja yang kondusif. Selain itu perlu adanya pendelegasian tugas kepada
ketua tim atau perawat pelaksana dalam asuhan keperawatan di ruang rawat inap.
4. Evaluasi
kegiatan Kegiatan yang telah dilaksanakan perlu dievaluasi untuk menilai apakah
pelaksanaan kegiatan sesuai rencana. Kepala ruang berkewajiban untuk memberi
arahan yang jelas tentang kegiatan yang akan dilakukan. Untuk itu diperlukan
uraian tugas dengan jelas untuk masing-masing staf dan standar penampilan
kerja.
5. Kelompok
kerja Kegiatan di ruang rawat inap diperlukan kerjasama antar staf dan
kebersamaan dalam kelompok, hal ini untuk meningkatkan motivasi kerja dan
perasaan keterikatan dalam kelompok untuk meningkatkan kualitas kerja dan
mencapai tujuan pelayanan dan asuhan keperawatan. Keterampilan yang harus
dimiliki oleh kepala ruangan sebagai manajemen yang terintegrasi dalam
pengorganisasin.
Fungsi
Ketenagaan
Ketenagaan
mengerjakan perekrutan, wawancara, mengontrak, dan orientasi staf. Keberhasilan
perekrutan tergantung pada sumber daya alam, jumlah tenaga perawat yang
memadai, gaji yang kompetitif, reputasi organisasi, dayatarik lokasi, dan
status ekonomi. Manajer bertanggung jawab dalam merekrut perawat. Hubungan
kepala ruangan dengan perekrut harus bersifat kolaboratif. Kepala ruangan
terlibat dalam perekrutan, wawancara, dan pemilihan pegawai. Keterlibatan
kepala ruangan tergantung pada besar institusi, adanya departemen personalia
yang terpisah, adanya perekrut perawat organisasi tersebut dan penggunaan
manajemen keperawatan yang sentralisasi dan desentralisasi. Merekrut perawat
dilakukan dengan wawancara sebagai metode seleksi penerimaan perawat. Wawancara
dapat dijadikan sebafai landasan untuk memilih orang untuk berbagai posisi. Hal
yang paling penting dalam perektutan adalah mengawasi staf baru selama proses.
Program orientasi yang dipersiapkan dan dilaksanakan dengan baik mengajarkan
perawat baru mengenai perilaku yang sesuai dengan tujuan organisasi.
Fungsi
Pengawasan/controling
Ukuran
kualitas pelayanan dan asuhan keperawatan dengan indikator proses yaitu nilai
dokumentasi keperawatan, indikator out put yaitu tingkat kepuasan klien,
tingkat kepuasan perawat, lama hari rawat. Untuk kegiatan mutu yang dilaksanakan kepala ruang meliputi: Audit
dokumentasi proses keperawatan tiap dua bulan sekali, survei kepuasan klien
setiap kali pulang, survei kepuasan perawat tiap enam bulan, survei kepuasan tenaga
kesehatan lain, dan perhitungan lama hari rawat klien. Tambahan peran manajer
dalam pengendalian adalah menentukan seberapa baik staf melakukan tugas yang
diberikan. Hal ini dilakukan dengan penilaian kinerja.
Peran Manajer dapat mempengaruhi faktor
motivasi dan lingkungan. Tetapi faktor lain yang mungkin mempengaruhi
tergantungnya tugas, khususnya bagaimana manajer bekerja dalam suatu
organisasi. Secara umum peran manajer dapat dinilai dari kemampuannya dalam
memotivasi dan meningkatkan kepuasan staf. Kepuasan kerja staf dapat dilihat
dari terpenuhinya kebutuhan fisik, psikis dimana kebutuhan psikis tersebut
dapat terpenuhi melalui peran manajer dalam memperlakukan stafnya.
BAB. II : PENUTUP
KESIMPULAN
Manajemen
memerlukan peran orang yang terlibat di dalamnya untuk menyikapi posisi
masing-masing sehingga diperlukan fungsi-fungsi yang jelas mengenai manajemen.
Manajemen keperawatan merupakan suatu bentuk koordinasi dan integrasi
sumber-sumber keperawatan dengan menerapkan proses manajemen untuk mencapai
tujuan dan obyektifitas asuhan keperawatan dan pelayanan keperawatan manajemen
keperawatan dapat didefenisikan sebagai suatu proses dari perencanaan,
pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan untuk mencapai tujuan.